Custom Search

PINDO PURBA: SOLUSI BERSIFAT JANGKA PANJANG ATAS PERSOALAN MUSIK SIMALUNGUN ERA DIGITAL

Pindo Purba Komposer Muda Simalungun

 

Neosimalungunjaya.comPada tulisan bagian kedua ini, Pindo Purba – seorang Komposer Muda Simalungun, akan menyampaikan solusi atas persoalan Industri Musik Simalungun yang diamatinya sedang berada dalam kondisi Stagnan (silahkan baca tulisan bagian pertamanya: Pindo Purba: Musik Simalungun Era Digital). Dan bukan hanya sekedar solusi biasa, tapi Pindo Purba lebih jauh menawarkan penyelesaian yang bersifat jangka panjang agar persoalan yang dihadapi tidak berulang-ulang terjadi– demikian menurutnya.

Setelah kita membaca tulisan bagian pertama yang membahas tentang Kondisi Umum Musik Simalungun, Permasalahan, dan Pentingya Memperhatikan Aspek Teknolodi Industri Musik, maka tiba saatnya kita menyimak apa solusi yang ditawarkan Piondo Purba pada tulisan penutup ini (bagian kedua dari dua tulisan)….

 

THE LONG TERM SOLUTION

Musik Simalungun sedang berada dalam kondisi yang stagnan, minim eksplorasi, tidak terlatih secara kreatifitas dan belum fasih dalam menggunakan media digital. Perlu ada implementasi aspek-aspek ini dalam musik Simalungun, secara bertahap. Jangan hanya terfokus dengan solusi jangka pendek yang hanya bisa memberikan dampak ekonomi semata saja. Solusi jangka pendek seperti itu, akan hanya mengisi kantong dengan beberapa lembar merah dan mengisi perut untuk beberapa hari. Setelah itu, pusing lagi.

Sebagai contoh, jika terfokus dalam kegiatan-kegiatan jangka pendek seperti penampilan, pergelaran dan lain-lain, gaungnya hanya akan bertahan beberapa minggu, itu pun sudah maksimal. Tanpa implementasi aspek seperti yang disebutkan sebelumnya, maka hanya keuntungan pribadi sementara yang didapatkan. Sementara itu kondisi musik Simalungun, akan tetap berjalan di tempat.

Yang kita diperlukan itu adalah para Tokoh Seni yang berani mengambil resiko dan menularkannya ke generasi masa depan Simalungun dengan menjadi seorang  “trend setter”.

Foto Ilustrasi oleh Pindo Purba

  1. Meningkatkan kualitas musik melalui aransemen yang matang

Aransemen adalah warna yang menghiasi sebuah sketsa berupa melodi. Warna Ballad, Disko dan Dangdut, yang dipakai di dalam industri musik di mana pun, sudah terlalu generik. Sudah tidak ada lagi terobosan baru yang terdengar dari genre-genre musik tersebut. Alangkah baiknya, jika pelaku seni mulai membuka telinga dan pikiran untuk menggunakan aransemen/warna lain.

Bayangkan sebuah sketsa gambar pemandangan; dan warna yang menghiasi sketsa tersebut adalah aransemen – itulah aransemen.

Jika aneka warna solid yang selama ini digunakan terus-menerus, tentunya akan membosankan. Tetapi jika mulai menggunakan teknik degradasi warna, perpaduan warna satu dengan yang lain, maka hasil lukisan juga akan terlihat lebih indah.

Musik Ballad misalnya, sebagaimana pun membosankan dan sangat tidak relevan di tahun 2017, masih bisa terdengar anggun dan elegan di tangan seorang produser yang mempunyai pengetahuan dalam tentang aransemen. Keputusan sederhana dalam menentukan progresi kunci sekali pun, bisa mengubah nilai sebuah lagu, dari jelek ke bagus.

Ini adalah gambaran bagaimana sebuah aransemen bisa meningkatkan kualitas musik. Dengan kualitas musik yang bertambah, maka industri musik Simalungun juga otomatis akan semakin berkualitas.

Sangat tidak mungkin menuangkan detil tentang kemampuan aransemen dalam meningkatkan kualitas musik, ke dalam beberapa halaman saja. Semua kembali kepada pelaku seni, semakin banyak membuka telinga dan pemikiran, semakin banyak nilai-nilai aransemen yang bisa dipelajari.

*hint: produser-produser dunia, sering menggunakan “reference track” dimana seorang produser akan mengambil musik lain dan mengambil konsep-konsep yang menarik dari musik tersebut, untuk diimplementasikan dengan caranya sendiri di hasil karyanya.

 

  1. Create for the future

Berkarya untuk masa depan. Membuat peluang, bukan sekedar mencari uang.

Tentukan target umur yang cocok dengan latar belakang seni pribadi lepas pribadi, dan mulai menciptakan karya, khusus untuk mereka. Sebagai contoh, lagu-lagu yang mengambil tema merantau, rindu kampung halaman, dibuat oleh generasi yang mulai hijrah ke Jakarta di tahun 1960-an ke atas. Lagu-lagu itu bisa langsung ditangkap oleh pasar, yang mayoritas dihuni oleh generasi perantau yang lain. Di tahun 2017, lagu seperti itu sudah tidak mengena lagi untuk generasi sekarang yang mayoritas diisi oleh Millenialis (generasi kelahiran 1980-1990). Dengan latar belakang  yang berbeda ini, perlu diciptakan lagu dengan tema yang relevan dengan mereka.

Di sinilah hukum pasar juga akan berlaku, sepanjang kita mempunyai produk yang berkualitas, pasti akan ada pembelinya. Kuncinya adalah, bagaimana memadukan unsur pendukung lainnya seperti marketing, promosi dan teknologi.

 

  1. Catch them while they’re young

Lagu anak-anak Simalungun, adalah salah satu contoh sektor industri musik Simalungun yang jarang digarap – padahal peluang ini sangat potensial. Jika bisa memperkenalkan lagu Simalungun sejak ‘mereka’ masih kecil, maka besar peluang mereka akan selalu mengingat. Inilah grand design yang harus dicanangkan komunitas pelaku seni Simalungun, agar generasi mendatang memandang soal “hasimalungunon” menjadi hal yang umum, karena sudah dikenal sejak kecil dan selanjutnya bahkan mereka bisa menularkannya ke orang lain.

 

  1. Media Sosial, Internet dan Teknologi

Belum banyak yang menggalang fan base melalui media sosial, gunakan dari sekarang agar bisa bersaing dan bahkan bisa menjadi salah satu cara untuk tampil beda. Belajar untuk menggunakan internet sebagai panggung, di mana musik Simalungun, melalui satu karya dan jendela kesempatan yang bagus, bisa menjadi viral dalam hitungan jam.

Semua tentu sudah pernah mendengar bagaimana seorang Justin Bieber, yang awalnya hanya bermodal puluhan follower di Youtube menemukan jalannya ke dalam industri musik dunia dan menemukan kesuksesan pada akhirnya. Justin tidak memulainya di panggung, dia justru mengubah nasibnya, dengan menggunakan internet sebagai panggungnya. Ini yang harus dipelajari dan dieksekusi. Kelalaian dalam melatih diri menggunakan teknologi ini, akan membuat pelaku dan penikmat seni, terputus dari perkembangan industry itu sendiri.

*hint: neosimalungunjaya.com, instagram, Youtube, iTunes, Spotify, dll..

 

  1. Eksplorasi

Di dalam dunia musik, tidak ada peraturan yang baku. Khususnya jika kita melihat apa yang terjadi pada industri musik dunia sekarang. Semua hal yang populer sekarang, dimulai dari sebuah eksplorasi. Eksplorasi tidak bersifat jangka pendek. Hanya orang-orang kreatif yang berani memikirkan tentang perkembangan dan masa depan yang akan melakukannya.

John Lennon pernah mengatakan “.. sebelum Elvis hadir, tidak ada apa-apa..”

Kata-kata itu, jauh dari kebenaran yang ada.

Elvis mengikuti permainan para pemusik kulit hitam seperti B.B King, Arthur Crudup, Ivory Joe Hunter dan Fats Domino. Hanya memang, dari nama yang disebutkan, mungkin hanya B.B King yang paling dikenal.

Eksplorasi yang dilakukan pemain musik kulit hitam itu, dimulai dari musik asli Afrika, kemudian ke blues, gospel, rock n’ roll, akhirnya bermuara pada seorang Elvis. Kesuksesan eksplorasi yang dimulai seseorang, mungkin tidak akan dinikmati oleh orang itu sendiri. Alasannya sederhana, karena selain butuh waktu, ekplorasi juga butuh masukan dan pekerjaan tangan dari orang lain.

Jika Simalungun memiliki orang yang memiliki jiwa “explorer” dan berani menerima kenyataan bahwa kesuksesan mungkin bukan menjadi bagiannya. Kemungkinan besar industri musik Simalungun akan mempunyai masa depan yang terjamin kreatifitasnya. Semoga yang mendulang sukses nantinya, tidak melupakan jasa pendahulunya, seperti Elvis yang secara terang-terangan mengakui darimana ia mendapatkan inspirasinya.

 

YANG PALING PENTING!

Musik Simalungun harus menjadi cerminan masyarakatnya

Musik Simalungun harus memiliki kriteria yang juga mencerminkan kriteria masyarakatnya:

 

  • Tradisional

Musik yang berperan pokok dalam menghubungkan masyarakat dengan sejarahnya, juga sumber warisan budaya. Tidak melupakan alat-alat musik tradisional adalah kunci dari kriteria ini. Salah satu cara untuk meningkatkan penggunaannya adalah mengadaptasikannya kedalam bentuk digital.

 

  • Populer

Musik yang menghibur masyarakatnya, berperan sebagai tonggak generasi dan menjadi jembatan antara sejarah masyarakat dan masa depannya. Tetap membawakan lagu rakyat dan lagu populer Simalungun, yang menghiasi generasi masing-masing adalah bagian vital dalam usaha menjembatani perkembangan budaya.

 

  • Kreatif

Musik yang menggerakkan dan menentukan arah perkembangan, sekaligus wadah dan tempat berekspresi bagi generasi masa depan. Mengadaptasikan husapi, dalam suatu aransemen musik elektronik. Menggunakan Sarunei berbarengan dengan efek. Kuncinya di sini adalah eksperimen yang terus berlanjut di setiap generasi.

 

Jika ketiga hal tersebut bisa didapatkan, maka industri musik dan musik Simalungun sudah terselamatkan. Sehingga masyarakat Simalungun tidak akan mengulang pertanyaan ini di masa mendatang;

 

“Lalu bagaimana masa depan musik Simalungun?”

na etek manghorjahon na etek

na banggal manghorjahon na banggal

hanami on tading mangelek

manghorjahon aha ma dahkam

  

(Editor admin NSJ: DEP)

 

Silahkan baca tulisan bagian pertama:

PINDO PURBA – MUSIK SIMALUNGUN ERA DIGITAL

 

 

——————————————————————————————————————————————————————–