My ETHnic: Pusat Oleh-oleh Khas Simalungun 085371109002
Hermayulis Sidabutar Mewujudkan Impiannya Memproduksi
Oleh-oleh Khas Simalungun Bernuansa Etnik
Neosimalungunjaya.com (NSJ) – Sedang mencari oleh-oleh khas dari Simalungun? Nah, My ETHnic milik Hermayulis Sidabutar (25) telah menyediakan berbagai produk oleh-oleh khas Simalungun bernuansa etnik, berbahan hiou atau kain tenun khusus suku Simalungun. Tas, dompet, syal, dasi, tempat tisu dan lain sebagainya produk My ETHnic sangat cocok dijadikan sebagai souvenir khas Simalungun, bila berkunjung ke kota Pematangsiantar, Pematangraya, kota wisata Parapat, Tigaras, Haranggaol atau kabupaten Simalungun.
My ETHnic adalah Pusat Oleh-oleh khas Simalungun yang didirikan oleh seorang anak muda bernama Hermayulis Sidabutar, secara khusus memproduksi dan menjual aneka souvenir berbahan hiou Simalungun, beralamat di Sarimatondang, Sidamanik, kabupaten Simalungun.
Berawal dari Rasa Penasaran
Bila bepergian ke suatu kota atau daerah, Hermayulis selalu takjub memperhatikan oleh-oleh atau cinderamata yang ditemuinya. Memang setiap daerah atau kota umumnya memiliki ciri khas souvenir atau handycraft yang selalu ditawarkan bagi pengunjung. Umumnya, bila kita berkunjung ke suatu daerah atau kota di manapun di Indonesia pastilah dapat menemukan tempat khusus yang menawarkan berbagai oleh-oleh khas daerah tersebut.
Pada satu kesempatan, tahun 2016, Hermayulis yang biasa dipanggil May berkunjung ke suatu kota. Saat ia asyik mengagumi pernak-pernik yang menjadi oleh-oleh daerah itu, ia tertegun sebentar. Ada pertanyaan yang terbersit,
Kenapa kampung halamanku Simalungun belum memiliki cenderamata atau pusat kerajinan bernuansa etnik yang menonjol? Yang bisa dibanggakan atau disodorkan bila ada yang mengunjungi Simalungun?”
Memang, jika ada pengunjung ke kota Pematangsiantar (Sumatera Utara), maka orang-orang akan terlebih dahulu mencari Roti Ganda, Asli atau makanan khas lainnya. Di sisi lain, ia menyadari bahwa industri kreatif cenderamata sudah pesat di berbagai daerah. Bahkan jika melakukan pencarian di google tentang aneka cenderamata yang mewakili setiap daerah maka informasi yang tersedia pastilah berlimpah.
Simalungun belum Memiliki
Cenderamata Bernuansa Etnik yang Menonjol
May kembali pada pertanyaannya,
Kenapa sampai sekarang kampung halamanku, Simalungun belum memiliki souvenir khas Simalungun yang menonjol?”
Sebagai generasi Milenial yang haus akan tantangan, pertanyaan seperti ini terus mengusik rasa penasarannya. Menurut penelusuran putri kelahiran Sidamanik (kabupaten Simalungun) ini, bahkan jika kita berjalan-jalan ke daerah wisata seperti Parapat –daerah tujuan wisata utama di kabupaten Simalungun, terkenal dengan pemandangan pantai Danau Toba-nya, maka cenderamata atau kerajinan tangan yang dominan ditemui bukanlah berasal dari daerah atau suku Simalungun. Ah… May tersadarkan. Ia mendapat ide.
Membuat Oleh-oleh Khas Simalungun
Bernuansa Etnik
Tidak berselang lama setelah kunjungannya itu, ia sudah belajar membuat tas dan dompet dari hiou atau kain tenun Simalungun secara otodidak. Ia mencoba berkreasi dan berinovasi dengan berbagai bentuk kerajinan tangan lainnya. Tidak butuh waktu lama, selanjutnya dengan percaya diri, ia sudah bisa memproduksi dan menjual secara online Oleh-oleh Khas Simalungun bernuansa etnik, meski masih skala kecil seperti: Tas untuk pria, perempuan dan anak-anak; Dompet Serbaguna; Syal; Tempat Tisu dan Dasi yang kesemuanya berbahan dasar hiou. Sejak itu, perempuan muda yang juga pernah bercita-cita menjadi pengusaha ini semakin giat mempromosikan hasil karyanya di jejaring sosial lewat gadget-nya.
HARGA PRODUK
MULAI dari Rp 35.000 hingga Rp 200.000.
My ETHnic juga menerima pesanan souvenir/cenderamata untuk kebutuhan acara pernikahan dan atau acara khusus lainnya. Harga yang ditawarkan juga terbilang terjangkau dimulai dari Rp 35.000 hingga Rp 200.000.
Dan, jenis hiou – kain tenun khas Simalungun – yang biasa digunakan adalah jenis: Ragi Santik, Tapunei, Tobu-tobu, Rondang Gatip dan Tapak Catur.
Di sisi lain, ia pun beranggapan bahwa hobi barunya ini merupakan bagian dari pelestarian budaya Simalungun.
My ETHnic, Gadget dan Media Sosial
Sekarang gadget-ku bukan hanya sarana untuk sosialita tapi sudah berubah menjadi alat promosi souvenir dan handycraft produksi My ETHnic. Lumayan khan bisa dapat uang tambahan?” ujar May mantap yang juga berprofesi sebagai Bidan di Puskesmas Sarimatondang, kabupaten Simalungun ini.
May memiliki impian agar usahanya bisa menjadi Pusat Oleh-oleh Khas Simalungun bila ada wisatawan yang berkunjung ke Pematangsiantar, Pematangraya atau daerah wisata yang ada di kabupaten Simalungun. Dan, ia berusaha agar produk My ETHnic dapat menjadi rekomendasi atau pilihan utama untuk dijadikan cenderamata.
Ia sudah memulainya. May menawarkan produk My ETHnic kepada wisatawan yang berkunjung ke Perkebunan Teh Sidamanik dan Pemandian Alam Sidamanik. Agar diketahui lebih banyak orang maka ia pun sibuk berpromosi lewat media sosial, ia selalu menginformasikan produk baru dan pembeli kepada friends dan followers-nya.
Fokus pada Ciri Khas
May berpikir, produknya mesti memiliki ciri khas yang menonjol. Maka ia mendisain karyanya dari bahan berkualitas, dapat dipakai dalam aktifitas sehari-hari serta terlihat modis.
Aku berusaha agar tas, dompet serbaguna, syal dan dasi produk kami dapt dipakai dalam kehidupan sehar-hari,” tekannya.
Dalam promosi online-nya lewat Instagram, Facebook, website dan jejaring sosial lainnya, May memang selalu menekankan ciri khas produknya yakni: kuat nuansa etnik Simalungunnya, kualitas bahan pilihan, sederhana, modis dan dapat digunakan dalam aktifitas sehar-hari. Ini pula yang menjadi visi usahanya yakni agar produk My ETHnic dapat menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari penggunanya.
May belum berhenti, ia bercita-cita ingin menjadikan hasil karyanya sebagai souvenir khas Simalungun yang direkomendasikan bila berkunjung ke kota Pematangsiantar, Sidamanik, Pematangraya atau daerah wisata lainnya dan kabupaten Simalungun secara umum. Salah satu strateginya adalah, ia pun berusaha membangun sebuah komunitas kecil terdiri dari ibu-ibu yang juga menyenangi kriya. Menurutnya, tanpa rasa suka maka proses kreasi pembuatan aneka cinderamata tidak akan bagus hasilnya.
Pengalamannya membimbing komunitas ibu-ibu dalam pembuatan cinderamata akhirnya telah melahirkan 3 orang anggota yang mahir, sehingga dapat membantunya memasok berbagai pesanan. Berkat dukungan komunitas ini, sekarang My ETHnic telah memiliki konsumen di berbagai daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Papua.
Berita May memiliki komunitas kecil segera tersebar di lingkungan Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) di daerahnya. Ia pun sudah 4 kali melakukan workshop dengan tiga kelompok seperti: komunitas difabel Rumah Rehabilitasi Bersumber Daya Manusia (RBM) GKPS – penyandang khusus difabel; Partuppuan Inang Pandita Distrik I GKPS Siantar; dan Partuppuan Inang Pandita Distrik V dan VIII GKPS Tebingtinggi.
Hasilnya, dari komunitas difabel RBM GKPS, mereka sudah bisa memproduksi tas, dompet dan cover kulkas. Dan di antara peserta Partuppuan Inang Pandita Distrik GKPS Tebingtinggi yang ikut pelatihan sudah ada yang menjual hasil karyanya sendiri. May merasa senang dapat berbagi pengalaman dan usahanya pun semakin berkembang. Ia berharap tahun-tahun ke depan dapat memiliki sebuah boutique dan memaksimalkan sistem penjualan online-nya. (Admin NSJ –DEP)
My ETHnic:
Jalan Sukamulia no.14 Sarimatondang, Sidamanik.
fb: hermayulis sidabutar
fanspage: My ETHnic Craft
Pin: D0F8C7E2
WA: 085371109002
Line: may_sidabutar
Juga menerima pesanan eceran/grosir (souvenir acara khusus)
Baca Juga:
Jual Kemeja Tenun Hiou Simalungun
Tersedia Batik Simalungun Bercorak Pinar
Anca Damanik Pelaku Ekonomi Kreatif dari Siantar
Niar Damanik Pemakai Bulang Sulappei