Custom Search

Momentum Kerajaan Simalungun Hadiri FKN XI Cirebon 2017 Dapat Menjadi Tonggak Bersejarah Kebangkitan Peran Kebudayaan Simalungun

3 Raja Simalungun

Tiga Pewaris Raja Simalungun hadir pada FKN XI Cirebon – sumber foto: dr. Sarmedi Purba SpOG

Neosimalungunjaya.com – Kerajaan Simalungun hadiri Festival Keraton Nusantara (FKN) XI yang diselenggarakan di kota Cirebon mulai tanggal 15 hingga 19 September 2017. Tiga pewaris Raja Simalungun yang berpartisipasi berasal dari Kerajaan Dologsilou – klan Purba Tambak, Kerajaan Raya – klan Saragih Garingging dan Kerajaan Siantar – klan Damanik. Keikutsertaan 3 kerajaan Simalungun yang berasal dari suku Simalungun ini merupakan kali pertama sejak perhelatan keraton se-Nusantara diadakan.

3 Raja Simalungun diajak berfoto bersama pada acara Welcome Dinner

Ada hal menarik yang terjadi pada acara Welcome Dinner yang diadakan pada Jumat malam (15/9) untuk menyambut semua peserta Festival Keraton Nusantara XI Cirebon. Kehadiran 3 pewaris Kerajaan dari Simalungun menjadi perhatian sebagian orang yang hadir. Mungkin karena peserta baru, ada rasa penasaran dari masyarakat yang hadir untuk berkenalan dan mengajak foto selfie bersama raja-raja dari kerajaan Simalungun. Keikutsertaan 3 pewaris kerajaan dari Simalungun pada festival kali ini merupakan momen bersejarah bagi keluarga kerajaan Simalungun dan bagi masyarakat Simalungun umumnya.

 

Apa itu Festival Keraton Nusantara?

Logo Festival Keraton Nusantara (FKN) XI Cirebon

Festival Keraton se-Nusantara merupakan ajang silaturahmi dan ekspresi kekayaan budaya keraton Nusantara yang diselenggarakan setiap 2 tahun sekali. Pertama kali dilaksanakan pada tahun 1995 di Yogyakarta, dengan 20 utusan keraton/istana dari berbagai kerajaan yang ada di Nusantara. Awalnya, kegiatan ini merupakan festival keraton se-Jawa yang diadakan pertama sekali tahun 1992, lalu berkembang menjadi festival keraton se-Nusantara.

Dan tahun ini, yang menjadi tuan rumah Festival Keraton Nusantara (FKN) XI adalah Keraton Kasepuhan Cirebon. Bagi Keraton Kasepuhan Cirebon, kesempatan ini merupakan kali kedua bagi mereka setelah tahun 1997. Pertemuan keraton se-Nusantara ini merupakan perhelatan akbar seni budaya karena akan dihadiri 50 keraton peserta Forum Komunikasi dan Informasi Keraton Nusantara (FKIKN) dan 100 keraton peninjau serta diperkirakan pengunjung yang hadir tahun ini sekitar 10.000 orang sehingga akan memberikan dampak ekonomi potitif bagi kota Cirebon.

 

FKN Wujud Nyata Pelestarian

Seni Budaya Keraton se-Nusantara

Festival Keraton se-Nusantara memiliki potensi menyediakan ruang untuk menumbuhkembangkan rasa cinta akan budaya, sejarah, dan semangat nasionalisme. Rangkaian acara yang digelar juga merupakan wujud dari pelestarian budaya serta komitmen untuk senantiasa ikut berkontribusi membangun bangsa. Kerajaan/keraton merupakan poros segala kegiatan masyarakat serta rumah bagi dokumentasi budaya dan sejarah suatu kerajaan. Karena itu, sangat masuk akal bila kegiatan FKN yang berhubungan dengan pelestarian budaya dan pariwisata dipandang sangat relevan dan tepat untuk ikut menggerakan ekonomi kerakyatan.

Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan, Pangeran Raja Adipati (PRA) Arief Natadiningrat kepada awak media Pikiran Rakyat (4/17) menyampaikan agenda acara yang akan dilakukan pada Festival Keraton Nusantara (FKN) XI Cirebon seperti: kirab prajurit keraton, pameran benda pusaka keraton, pertunjukan seni keraton, pagelaran upacara adat, tradisi keraton, musyawarah raja-raja nusantara, seminar budaya dan pameran kerajinan serta kesenian rakyat. Pangeran Arief menambahkan bahwa kegiatan ini dapat menjadi kesempatan bagi budayawan, seniman, akademisi, peneliti, pelajar dan masyarakat umum untuk belajar budaya, seni dan sejarah Nusantara.

 

Keinginan agar Kerajaan Simalungun

dapat Hadir Menguat…

Dr. Sarmedi Purba adalah salah satu sesepuh Simalungun yang ikut mendorong agar Tujuh Kerajaan Simalungun dapat berpartisipasi dalam Festival Keraton Nusantara (FKN). Ia sudah beberapa kali menggagas agar kerajaan Simalungun dapat ambil bagian pada perhelatan penting FKN. Selain itu, menurut Rudin Herbert Purba Tambak, salah satu anggota keluarga pewaris Kerajaan Dologsilou mengatakan bahwa, sebelumnya memang rekomendasi sejarawan Donal Tick asal Belanda juga sudah beberapa kali berujar di akun facebook-nya agar 7 pewaris kerajaan Simalungun (Kerajaan Dologsilou, Purba, Panei, Raya, Siantar, Silimakuta dan Tanoh Jawa) dapat hadir pada acara tersebut.

Tampaknya tahun ini keinginan itu kian menguat. Berawal dari tiga pegiat budaya Simalungun seperti Sultan Saragih, Rudin Herbert Purba dan Anca Damanik yang bersedia menindaklanjuti dorongan dr. Sarmedi Purba dan Donal Tick agar menjajaki peluang kemungkinan kerajaan Simalungun dapat berpartisipasi. Mereka bertiga kemudian melakukan pertemuan pada hari Senin (21/8) di Pematangsiantar. Mereka pun bergegas menanyakan kesediaan pewaris raja Kerajaan Dologsilou, Tuan Tanjargaim Purba Tambak. Dan Tuan Tanjargaim Purba Tambak menyambut baik usulan tersebut dan menyatakan bersedia hadir. Selanjutnya mesti menghubungi 6 pewaris Raja Simalungun lainnya. Sampai di sini, pekerjaan dan hal-hal yang mesti dilakukan masih banyak.

Sementara itu, salah satu pegiat budaya yang ikut pada pertemuan sebelumnya, yakni Sultan Saragih (43) harus berangkat ke Jakarta karena memiliki urusan keluarga. Ia mengalami dilema karena pekerjaan belum tuntas ditambah dukungan dari masyarakat belum terbentuk. Namun karena kecintaannya akan pelestarian budaya Simalungun mendesak dari dalam diri, maka ia pun meluncur menuju Cirebon guna menelusuri informasi lebih lanjut tentang persyaratan dan ketentuan untuk dapat mengikuti Festival Keraton Nusantara.

Seminggu kemudian setelah pertemuan mereka di Pematangsiantar, tepatnya Senin (28/8), Sultan Saragih sudah berhasil melakukan pertemuan dengan Pak Bandi, abdi dalem dari keraton kasepuhan Cirebon. Pak Bandi bersedia membuka jalan untuk bertemu langsung dengan Sultan Keraton Kasepuhan Cirebon, PRA Arief Natadiningrat. Hasilnya, Kerajaan Simalungun diberi peluang terlibat aktif sebagai peninjau dan dapat mengikuti agenda utama Kirab Agung Prajurit Keraton se-Nusantara dan Pagelaran Kesenian Keraton, juga kegiatan lainnya seperti Welcome Dinner, Pameran Benda Pusaka, Kerajinan Rakyat, Musyawarah Raja, Seminar dan Dialog Budaya dan lain sebagainya.

Langkah maju bahwa kerajaan Simalungun kemungkinan dapat hadir pada Festival Keraton Nusantara tahun ini, langsung diapresiasi oleh Donald Tick lewat komentarnya di wall facebook Neosimalungun Jaya:

Donald Tick sejarawan dari Belanda

Luar biasa.What a wonderfull succes.Yes, some say Simalungun is when you compare with the cetralised Melayu states in that wat the only real Batak kingdoms of Batak area. Some others are more a sort of feretaions. I hope also Panei, Purba and Si Lima Kota will attend. Already the Simalungum Batak world surprised me by their weillingness to attend. My compliments with it. Yes, I tried for 12 years, mostly via my friends YM Edy Taralamsyah Saragih Garingging Sarmedi Purba Ridwan Helmi Ratu Agung and some others to let hadir the kings of Simalungun Batak area to attend the royal festivals this year. Then itg began some weeks ago woth the Prince Rudin Herbert Purba of Dolog Silou, who showed his interest, then YM Sarmedi Purba showed interest for Raya and then also I see yesterday, that also Siantar mau datang. So when the 3 otherkings also will attend, then the wonder will be complete. This result and kegiatan of the royalty of the Simalungun area make me quite senang. Thank you and succes. Salam hormat from Nederland,” sambut Donald Tick lewat akun facebooknya di wall Neosimalungun Jaya tanggal 10 September 2017 menanggapi ucapan selamat yang disampaikan kepada pewaris kerajaan Simalungun atas kehadiran mereka pada FKN XI.

(sila buka link: https://www.facebook.comneo.s.jaya?hc_ref=ARTNQrqoLa28AbUyhznPM2stSstvxAL1D97JzeIs9zPqFdmEiLGtzy24yk98vqDjqVA&fref=nf&pnref=story)

 

Terbentuknya Panitia KPK 7 KS

Logo panitia KPK 7 KS – sumber foto facebook

Untuk mematangkan persiapan, maka panitia Kerjasama Persiapan Keikutsertaan 7 Kerajaan Simalungun (KPK 7 KS) dibentuk. Panitia daerah Siantar – Simalungun diketuai oleh Rudin Herbert Purba, sekretaris Kamson Nicholson Napitu dan bendahara Mohon Sinaga, dibantu pengurus lainnya seperti Rudi Damanik, Sonny Purba, Anca Damanik dengan pembimbing Dr. Sarmedi Purba. Tampaknya, panitia KPK 7 KS harus bekerja keras untuk mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan baik menyangkut dana (sumber terbatas), peserta, kesenian budaya yang bisa dibawakan, aksesoris dan lain sebagainya. Beruntung, dua tor-tor Simalungun dan taur-taur dapat akhirnya dapat dibawakan. Dan sayang, niat hendak memperagakan kesenian Toping-toping dan Huda-huda harus batal karena keterbatasan dana. Sanggar Budaya Rayantara sudah menyatakan kesiapannya menurunkan 6 penari termasuk pelatih tor-tor Opung Raminah Garingging, dibantu dengan 4 penari dari HIMAPSI (Himpunan Mahasiswa dan Pemuda Simalungun) Jabodetabek yang dipimpin Jan Roiko Purba.

Upaya panitia (kecil) KPK 7 KS mendapat sokongan dari berbagai lembaga kemasyarakat Simalungun seperti: Forcabups, Patunggung Simalungun, Sanggar Rayantara, HIMAPSI Jabodetabek, Pewaris Kerajaan Siantar, Pewaris Kerajaan Dologsilou, Pewaris Kerajaan Raya, Tumpuan Simalungun Purwakarta, dan Tumpuan Simalungun Cirebon.

Niat menghadirkan 7 kerajaan Simalungun pada FKN XI Cirebon ini merupakan inisiatif anggota masyarakat Simalungun, maka pembiayaannya pun swadaya – dan terbatas. Meski menyadari keterbatasan dana, namun tidak membuat panitia KPK 7 KS patah semangat. Malah gayung bersambut, pegiat budaya Simalungun menyarankan agar membuka rekening donasi. Alhasil bantuan masyarakat Simalungun pun mengalir, ada yang menyumbang uang, fasilitas penginapan dan lain sebagainya. Tak disangka, masyarakat Simalungun menyambut baik baik keikutsertaan kerajaan Simalungun pada FKN XI ini.

Meski bekerja dalam batasan waktu, panitia KPK 7 KS akhirnya berhasil mendapatkan kepastian kehadiran 3 kerajaan Simalungun, yakni:

1.Kerajaan Siantar (Damanik)

   Pewaris Raja: Tuan Difi Sang Nuan Damanik

2.Kerajaan Raya (Saragih Garingging)

   Pewaris Raja: Tuan Artalim Hotmatua Saragih Garingging

3.Kerajaan Dologsilou (Purba Tambak)
   Pewaris Raja: Tuan Tanjargaim Purba Tambak

 

Syukurlah hasil diskusi kita dengan Pak Sarmedi Purba, Sultan Saragih dapat menjadi awal yang baik untuk memulai semua ini. Kemudian, Sultan Saragih kebetulan memiliki agenda kunjungan ke Jakarta. Rupanya Sultan memberanikan diri menemui langsung Kasepuhan Cirebon untuk membuka jalan, komunikasi apakah Kerajaan Simalungun masih bisa ikut berpartisipasi. Dan ternyata menurut Sultan Saragih 3 Kerajaan Simalungun dapat hadir sebagai Partisipan. Kita berharap momen ini dapat menjadi peluang bagi Simalungun agar lebih diperhitungkan di tingkat Nasional dan peran kerajaan sebagai Sibotoh Adat lebih tampil ke depannya,” terang Rudin Herbert Purba Tambak menanggapi kesediaan 3 kerajaan Simalungun. 

Tak berselang beberapa lama, dan berita 3 Pewaris Kerajaan Simalungun dipastikan dapat hadir maka Rudin Herbert Purba Tambak pun mendapat dukungan dari Donald Tick bahwa undangan resmi kepada 3 Pewaris Kerajaan Simalungun akan dikirimkan lewat pos – setelah sebelumnya Donald Tick meminta alamat 3 Pewaris Raja Simalungun tersebut.

Kita menilai positif bila kerajaan Simalungun dapat berpartisipasi pada Festival Keraton Nusantara tahun ini. Sebenarnya, niat bisa hadir pada FKN ini sudah lama. Bahkan sahabat kita, Donald Tick seorang sejarawan asal Belanda, sudah lama mendorong kita agar bisa bergabung pada festival ini. Komunikasi kita dengannya sudah terjalin selama 5 tahun di media sosial dan semakin intensif selama 2 tahun terakhir. Sahabat kita ini sangat membantu sekali. Dengan kehadiran kerajaan Simalungun, diharapkan kita dapat menjalin silaturahmi dengan paguyuban keraton se-Nusantara,” tambah Rudin Herbert Purba Tambak yang juga merupakan kerabat keluarga Kerajaan Dologsilou.

 

Sokongan Masyarakat Perantau Bersambut

Jordi Purba, Julvanal Sinaga dkk menemui Panitia FKN XI Cirebon

Pada hari Sabtu (2/9), pegiat budaya Simalungun Jordi Purba dan Julvanal Sinaga memberi respon cepat dengan melakukan kunjungan langsung ke panitia kasepuhan, setelah itu mereka membentuk tim bersama terdiri dari orang Simalungun yang tinggal di Purwakarta dan Cirebon. Jabetson Purba Sigumonrong, Sefriandi Purba Tondang (warga Purwakarta) dan Rizen Saragih (warga Cirebon) segera melakukan koordinasi untuk melengkapi jumlah orang Simalungun yang akan mengikuti Kirab Agung Prajurit Keraton se-Nusantara. Akhirnya, jumlah 100 orang dapat terpenuhi, dan akan diperlengkapi dengan kostum khusus: untuk Upas (prajurit/hulubalang) dengan pakaian polang polang, Pandihar (pesilat tradisional Simalungun) akan mengenakan pakaian serba hitam dan detar hitam, sebagian lagi peserta yang akan mengiringi rombongan 3 kerajaan Simalungun akan mengenakan hiou suri suri dan ragi panei lengkap dengan kemeja putih hingga pakaian kebesaran adat Partongah (bangsawan Simalungun). Bukan itu saja, 100 alas kaki khusus telah dipersiapkan agar semua barisan prajurit (upas) tampak seragam, demikian juga podang (pedang), tombak dan bodil (senapan) sudah dipersiapkan sedemikian rupa agar sesuai dengan kostum prajurit kerajaan Simalungun masa lampau. Sehingga diperkirakan kontingan pendukung 3 Pewaris Kerajaan Simalungun berjumlah 120 orang – 20 diantaranya adalah panitia.

 

Apa Makna Kehadiran

3 Kerajaan Simalungun pada FKN XI?

Bagi suku Simalungun (umum) dan 7 keluarga pewaris kerajaan Simalungun (khusus) tentu memiliki makna tersendiri atas kehadiran 3 Pewaris Kerajaan Simalungun (Kerajaan Dologsilou – Purba Tambak, Kerajaan Raya – Saragih Garingging, Kerajaan Siantar – Damanik) pada FKN XI Cirebon. Menarik untuk diketahui kira-kira apa tanggapan mereka – keluarga kerajaan Simalungun yang hadir.

Secara khusus, dengan hadirnya kita pada Festival Keraton Nusantara XI kali ini, keluarga pewaris kerajaan Dologsilou merasa terangkat harkat, martabat dan kewibawaannya. Artinya kita dapat mengekspos lebih luas akan keberadaan kerajaan Dologsilou yang mewakili peradaban kuno Simalungun. Sejarah Simalungun diawali dengan kerajaan, kita memiliki kerajaan. Dan keberadaannya hingga saat ini pun sangat berkaitan dengan kebudayaan atau adat Simalungun. Kemudian makna umum yang dapat kita petik adalah upaya pelestarian budaya Simalungun dapat kita lakukan lebih luas lagi. Momen ini mendorong agar kita dapat menggali lebih dalam lagi sejarah Simalungun yang masih banyak terlupakan. Harapan kita keberadaan suku Simalungun semakin terberitakan,” ungkap Pewaris Raja Kerajaan Dologsilou, Tuan Tanjargaim Purba Tambak (50).

Sementara itu, Pewaris Raja Kerajaan Siantar, Tuan Difi Sang Nuan Damanik (48) mengatakan,

Kehadiran keluarga pewaris Kerajaan Siantar pada FKN XI memiliki makna umum sebagai kesempatan baik Simalungun untuk mempromosikan kebudayaannya ke tingkat nasional. Makna khususnya, kita menilai bahwa banyak masyarakat yang belum tahu bahwa di kota Pematangsiantar dulu adalah wilayah Kerajaan Siantar. Sehingga kesempatan ini sangat tepat sekali untuk memperkenalkan lebih jauh sejarah Kerajaan Siantar dan kota Pematangsiantar.” 

Tanggapan dari keluarga pewaris Kerajaan Raya disampaikan oleh dr. Sarmedi Purba, SpOG (78) – anak boru kerajaan Raya.

“Keikutsertaan kerajaan Simalungun pada Festival Keraton Nusantara XI merupakan pertanda Kebangkitan Simalungun, memunculkan peradaban masa lalu dan kini yang bisa bersinergi positif. Bahwa peradaban Simalungun dalam era modern ini masih bisa terpelihara. Pada kesempatan penting ini, kita akan menunjukkan sejarah Simalungun kepada masyarakat luas. Dan ke depannya, semoga kita dapat membangun kembali replika Rumah Bolon masing-masing 7 kerajaan Simalungun sebagai simbol peradaban Simalungun yang patut dilestarikan karena merupakan bagian dari jati diri bangsa Indonesia.”

Lebih lanjut, dr. Sarmedi Purba, SpOG yang juga merupakan Direktur Rumah Sakit Vita Insani Sentra Medika, Pematang Siantar menambahkan bahwa:

“Salah satu tujuan kerajaan Simalungun hadir pada FKN XI ini adalah agar Peradaban Simalungun yang diwakili 7 pewaris kerajaan Simalungun dapat masuk dalam forum silaturahmi keraton Nusantara. Supaya kita (Simalungun) dapat berkontribusi dalam pembangunan bangsa lewat kebudayaan kita yang masih terpelihara. Bahwa dalam kebudayaan kita ada nilai-nilai filosofi yang dapat digunakan untuk mengatasi persoalan yang terjadi dalam masyarakat seperti masalah korupsi dan moralitas. Intinya, kebudayaan Simalungun dapat berkontribusi dalam pembangunan bangsa.”    

Tak dapat dipungkiri, faktanya dukungan masyarakat Simalungun terhadap pewaris kerajaan Simalungun agar tetap eksis adalah ril adanya. Apakah ini pertanda masyarakat Simalungun rindu akan Kepemimpinan Adat 7 pewaris Kerajaan Simalungun (simbol Sijolom Suhul Ni Pisou – Pemimpin Tradisional Budaya-Adat Simalungun) di saat kebudayaannya sedang terpuruk? (Admin NSJ – DEP)

 

Apa komentar Sultan Saragih?

Sri Sultan Saragih

Tujuan Sri Sultan Saragih (43) ke Jakarta adalah soal lain, bukan resmi diutus untuk mengurus persiapan kehadiran Kerajaan Simalungun pada FKN XI Cirebon. Menurutnya, ia ke Jakarta hendak melupakan kegundahannya tentang buntunya gerakan kebudayaan di Simalungun. Namun hati kecilnya tidak bisa diam, bahwa pekerjaan harus dituntaskan. Karena itulah ia memutuskan juga berangkat ke Cirebon untuk menjajaki kemungkinan yang ada.

Tahun demi tahun, sudah terlalu panjang grafik turun menciderai wajah budaya kita, mulai dari perpecahan Partuha Maujana Simalungun (PMS), Pesta Rondang Bittang yang berjalan seadanya, kalender wisata Simalungun tidak ada, Rumah Bolon Pematang Purba – Uttei Jungga terbakar, hingga pemerintah sendiri yang abai tidak mau bekerja sama terhadap pelaku tradisi dan pegiat budaya Simalungun. Kondisi ini harus dibalik, Simalungun bersama masyarakat pendukung budayanya mesti memulai gerakan kebudayaan yang kompak dan bersatu, belajar banyak hal dan bisa melihat kembali melalui Festival Keraton Nusantara, mengapa kebudayaan Simalungun dengan simbol kerajaan perlu diperjuangkan…,” keluh pegiat budaya dari Sanggar Rayantara ini.  

Perlengkapan untuk Kirab Prajurit Raja yang dikerjakan di Cirebon

 

Setelah menemui pihak Keraton Kasepuhan Cirebon, Sultan Saragih memilih tetap berada di Cirebon sambil melakukan berbagai persiapan seperti aneka perlengkapan untuk kebutuhan kirab Prajurit keraton, persiapan menyambut rombongan raja-raja Simalungun dan melakukan koordinasi dengan masyarakat Simalungun di Cirebon.

Kegiatan ini merupakan terobosan dan menunjukkan adanya kesadaran baru masyarakat Simalungun. Terbukti bahwa masyarakat Simalungun dapat bahu membahu, mengangkat dan menaikkan derajat dan wajah kebudayaan Simalungun yang selama ini terlihat hanya berkutat dalam konflik dan persoalan lokal organisasi atau lembaga budaya tanpa prestasi dan kontribusi apa apa. Tiga kerajaan yang hadir dengan Pewaris Raja menjadi representasi dan tolok ukur eksistensi Simalungun apakah hanya setara lokal atau mampu berkiprah dalam wilayah lebih luas,” ungkapnya.

Mungkin Sultan Saragih tidak sendiri dalam menyadari situasi ini. Tapi, masyarakat Simalungun mesti bangkit membela dirinya sendiri, memperjuangkan dan memperbaiki keterpurukan gerakan kebudayaannya – alih-alih saling menyalahkan atau tidak peduli. Semoga awal kebangkitan Simalungun ini dimulai dari Cirebon. (Admin NSJ – DEP)

Tiga Pewaris Raja Simalungun yang Hadir pada FKN XI Cirebon

3 Raja Simalungun: Tuan Difi Sang Nuan Damanik (Kerajaan Siantar), Tuan Artalim Hotmatua Saragih Garingging (Kerajaan Raya) dan Tuan Tanjargaim Purba Tambak (Kerajaan Dologsilou)

 

KILAS FOTO: SEBELUM DAN SAAT PELAKSANAAN FKN XI CIREBON

Peserta Raja Simalungun berangkat dari Siantar menuju Bandara KN

Rombongan Raja Simalungun tiba di bandara Soeta

Perwakilan Masyarakat Simalungun ikut rapat panitia FKN XI Cirebon

Pertemuan Raja-raja Simalungun di Siantar

Kontingen Kerajaan Raya

Kontingen Kerajaan Siantar

3 Raja Simalungun dengan pakaian kebesarannya: Tuan Tanjargaim Purba Tambak, Tuan Artalim Hotmatua Saragih Garingging, Tuan Difi Sang Nuan Damanik

Peserta kirab Kerajaan Simalungun

 

Rombongan Kerajaan Simalungun di Bandara Kualanamu

Masyarakat Simalungun Purwakarta – Cirebon menemui panitia FKN XI Cirebon

Masyarakat Simalungun Purwakarta dan Cirebon sedang melakukan Rapat Koordinasi

3 Raja Simalungun: Tuan Tanjargaim Purba Tambak, Tuan Artalim Hotmatua Saragih Garingging dan Tuan Difi Sang Nuan Damanik

Kontingen Kerajaan Dologsilou

Tiga Kerajaan Simalungun yang hdir pada FKN Xi Cirebon

Masyarakat Purwakarta, Cierbon dan Siswa Akademi Maritim Cirebon yang jadi voluntir kirab Simalungun

Peserta kirab Kerajaan Simalungun

 

Tortor Sitalasari Tampil pada Festival Keraton Nusantara (FKN) XI Cirebon