Custom Search

Purba Hinalang Merupakan Bagian Integral dari Hinalang dan Kerajaan Purba – bagian kedua

Oleh: Bapa Frans Purba

Bapa Frans Purba

Bapa Frans Purba: Penutur Sejarah Purba Hinalang

Sebagaimana disebut terdahulu, Purba Hinalang adalah bagian integral dari HINALANG –  juga adalah BAGIAN INTEGRAL dari KERAJAAN PURBA. (Silahkan baca artikel sebelumnya: Sejarah Purba Hinalang bagian Pertama)

Seperti yang kita ketahui bahwa struktur pemerintahan Kerajaan Purba terdiri dari:

 

  1. NAGODANG – Dewan Penasihat
  2. RUMAH TONGAH/PARTONGAH
  3. ANAK BORU
  4. GAMOT

Purba Hinalang2
Kemudian ada PARBAPAON – Partuanon-partuanon Senior:

  1. TUAN HINALANG
  2. TUAN NAGORI
  3. TUAN HUTA RAJA
  4. TUAN SARIBU JANDI
  5. TUAN SIBORO

Kerajaan Purba meliputi 38 Partuanon. Uniknya semua Partuanon tersebut mempunyai rasa hasuhutan yang sangat kental. Partuanon tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Purba Dolog
  2. Purba Tongah
  3. Hinalang
  4. Huta Raja
  5. Gajah Pokki
  6. Purba Saribu
  7. Bangun Purba
  8. Saribu Jandi
  9. Nagori
  10. Nagori Purba
  11. Purba Hinalang
  12. Huta Tinggir
  13. Bagot Borno
  14. Ujung Purba
  15. Sihalpe
  16. Bagot Raja
  17. Ujung Purba
  18. Bandar Hinalang
  19. Ujung Tongah
  20. Pagar Batu
  21. Banua
  22. Si Turi-Turi
  23. Bunga Sampang
  24. Bandar Purba
  25. Bandar Saribu
  26. Mariah Purba
  27. SIPORNAYAN
  28. SAMBUAL
  29. BUTTU PARILAHAN
  30. SI POLIN
  31. MARIHAT
  32. BANDAR MARIAH
  33. TORU BUAH
  34. SI-GUNGGUNG
  35. BULUH MAGANJANG
  36. RONDANG
  37. SIPINGGAN
  38. LANGGIUNG

huta purba hinalang

Oleh karena itu mari mempererat tali persaudaraan antar sesama huta/Partuanon di atas. Tuan RaendanOppung Pangultop, setelah menjadi Raja Purba Pak-Pak I, ia masih suka pulang kampung di Tung-Tung Batu/Pak-Pak, dekat Singkil.

Adeknya si Girsang ada di Lehu – berdekatan. Terakhir ia – Tuan Randean – memesankan  kepada adeknya: “Kalau ada tanda-tanda hidupku akan berakhir, maka susullah aku ke Purba –niat awalnya, ia berkeinginan  agar adiknya si Girsang dapat menggantikannya jadi Raja Purba, sebelum anaknya yang sulung besar.

Tanda-tanda itu berupa satu tanaman kembang, kalau layu suatu hari, maka si Girsang harus bergegas menyusul abangnya. Sesuai petunjuk yang diberikan sebelumnya, Girsang harus menyusuri tepi danau Toba lalu naik ke gunung. Sesampai di tebing Halaotan, namun tiba-tiba Girsang naik ke gunung dekat bagot borno akhirnya terdampar ke Tiga Raja dan Naga Saribu.

Girsang tak pernah sampai ke Purba. Seharusnya dia menemukan Purba dekat Simarjarunjung. Girsang mengira kampung dekat SiPiso-Piso. Girsang akhirnya berdiam dan jadi Raja di Naga Saribu mengawini boru sinaga, Putri Raja terdahulu.

Kisah lainnya..

Purba Pak-Pak tidak pantang makan rusa. Akan tetapi sebagian pantang makan kerbau putih.
Si Girsang yang telah menjadi raja di Naga Saribu sedang menanti kelahiran anak pertamanya. Lalu lahirlah anaknya dalam balutan, karena selaput bayinya tak pecah.

Dia mengira itu bukan bayi. Hanya ari-ari lalu dibuang ke kebon dekat kampung. Ternyata ada seekor rusa yang menjilati balutannya. Sehingga bayi tersebut dapat bernafas, lalu menangis dan membuat orang sekampung kaget. Girsang sadar bahwa yang dibuangnya itu adalah benar-benar anaknya dan diambil kembali. Itulah sebab maka keturunan Girsang yang dari Naga Saribu tidak memakan rusa. Karena dianggap berjasa.

Jadi ada semacam pemeo, kalau ada Girsang yang dibuang atau terbuang jauh, kebanyakan pasti jadi orang – berhasil.

Kerukunan batin antara Girsang dan Purba Pak-Pak, begitulah sejarahnya. Dan terbukti lebih banyak Purba Pak-Pak dengan sesama Purba Pak-Pak yang gontok-gontokan ketimbang Girsang dengan Purba Pak-Pak.