SAATNYA BERLOMBA-LOMBA BERKARYA DEMI KEBAIKAN SIMALUNGUN
Kontributor : Sultan Saragih

Temu Seniman Simalungun, Siantar -Agustus 2016
Berita tentang peristiwa budaya Simalungun baru-baru ini, semisal mengenai keadaan Partuha Maujana Simalungun (PMS) yang belum menunjukkan kepemimpinannya dan peristiwa penyambutan Presiden RI Jokowi, di Parapat yang tidak jadi ‘diberikan’ pakaian adat Simalungun telah menimbulkan polemik dan beban psikologis bagi suku Simalungun. Peristiwa Presiden Jokowi tidak menerima seperangkat pakaian adat itu menjadi topik hangat untuk diperbincangkan. Sehingga menimbulkan spekulasi: “Siapa yang telah lalai?”
Kita tidak ingin terjebak dan larut dalam permasalahan tersebut. Sehingga Maruli Damanik dan Verry Sagar Cafe membuka pintu ruang ekspresi budaya dan menggagas Temu Seniman, khususnya kalangan penyanyi untuk saling berbincang menjalin keakraban, diskusi agar mencapai kualitas pertunjukan yang prima hingga kemungkinan untuk berkarya bersama. Rencana Temu Seniman ini akan dilaksanakan pada Kamis, 15 September 2016, pukul 14.30 – 17.00 di Sagar Cafe Jl. HM Joni Medan.
Alasan gagasan tersebut dicanangkan adalah karena penyanyi simalungun selama ini telah mengalami masa stagnan baik dari segi kualitas lagu, pembuatan vcd album hingga daya serap pasar.
Maruli Damanik dalam temu seniman Simalungun di Cafe Puncak Angin Jl. Nusa Indah P. Siantar, sabtu (27/8) kemarin, membagi catatannya dalam industri kreatif, bagaimana penyanyi Simalungun seharusnya bisa mendapat posisi dan etalase yang memadai dan kemasan lebih istimewa. Selama ini tidak ada yang melihat potensi dan mengelola hingga mencapai pertunjukan yang berkesan. Ia mencoba mempopulerkan Simalungun melalui seni dan budaya, fashion hiou dan pariwisata.
Supra Purba Tambak salah satu penyanyi Simalungun menyambut baik upaya temu seniman tersebut. Ia mengakui telah memiliki koleksi lagu Simalungun yang siap dijadikan album terbaru. Harapannya, semoga album terbarunya akan lebih bersinar dengan manajemen yang lebih baik sehingga sambutan pasar lebih antusias.
Maruli Damanik menambahkan, ia akan membuat event besar berupa konser yang menaikkan nilai jual penyanyi Simalungun, dimulai dari Jhon Ellyaman Saragih (JES). Panggung akan ditata sedemikian rupa sehingga semua persona JES terlihat penuh dalam konser berdurasi 1-2 jam. “Harapanku konser semacam ini dapat terus berlanjut setiap bulan bersama penyanyi Simalungun lainnya,” imbuhnya.
Jeda antar waktu konser, panggung akan diisi dengan fashion show hiou Simalungun yang menampilkan design terbaru yang dibawakan model. Niar Damanik yang sejak lama telah menekuni tenun Simalungun siap memperlihatkan karyanya bersama kolektor hiou Anca Damanik, Hotnida Saragih, Sonny Bonata Purba bahkan Supra Purba Tambak juga telah memiliki rancangan terbaru.
Langkah pertama ini akan menjadi momentum bersama bahwa generasi muda Simalungun mampu berkarya, tidak terjebak kepada perselisihan sesama dan pertikaian yang terus menerus terjadi. Pada kesempatan yang sama, Tim Rayantara menyatakan kepedulian dan siap membantu event karya bersama seniman Simalungun tersebut.
Maruli Damanik mengisyaratkan, undangan Temu Bincang Seniman Simalungun berlaku bagi siapa saja; pecinta lagu Simalungun, kalangan penyanyi dan musisi Simalungun.
Berita terkait: https://www.neosimalungunjaya.com/temu-seniman-simalungun-momentum-kebangkitan-kita/
———————————————————————————————————-
Catatan kontributor:
*Maruli Damanik bekerja di industri pariwisata, tengah berupaya mempopularkan Simalungun lewat sentuhan Seni dan Budaya juga Fashion. Turut aktif membantu ketua panitia Henry Manik dalam konser Samosir International Music, Austria Batak Rock – Tasha Band dan Herman Delago bersama Tongam Sirait, Jajabi Band, NoS, Retta Sitorus dalam Horas Samosir Fiesta 2016 Event ke 4 Samosir Music International di Tuktuksiadong, 27 Agustus 2016.